Pertanian  

Analisis Ketersediaan Pangan Utama, PPH Dan NBM

Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, maka strategi pemantapan ketahanan pangan di masa depan perlu mengantisipasi berbagai kondisi tersebut. Pendekatan pembangunan ketahanan pangan di masa depan perlu memprioritaskan ketersediaan ketahanan pangan utama dengan pola manajemen desentralisasi sebagai konsekuensi dan diterapkannya kebijakan otonomi wilayah. Dalam hal ini peran serta pemerintah daerah dan masyarakat menjadi kunci utama strategi peningkatan dan pemantapan ketahanan pangan di wilayah itu sendiri. Sementara itu pemerintah (pusat dan daerah) lebih berperan sebagai fasilitator dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ketahanan pangan. Pola Pangan Harapan (PPH) komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya, tujuannya untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutrition balance) berdasarkan cita rasa (palatability), daya cerna (digestibility), daya terima masyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (affordability). Begitu pula Neraca Bahan Makanan (NBM) menyajikan jumlah pangan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita dalam kg/thn atau gr/hr serta dalam bentuk zat gizi tertentu yaitu kalori (kkal/hr), protein (gram/hr), lemak (gram/hr).

Analisis Ketersediaan Pangan Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Dan Pola Pangan Harapan (PPH)

Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, maka ada empat target Sukses Pertanian :

- Swasembada Berkelanjutan

- Diversifikasi Pangan               

- Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor

- Peningkatan Kesejahteraan Petani

Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA) (KEMENKES, 2005) kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal Penetapan AKG di Indonesia dilakukan setiap 5 thn sekali melalui Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) Pola Pangan Harapan (PPH) komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari 9 kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama.

Metode Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM)

Penyusunan neraca bahan makanan disusun sebanyak 2 kali setiap tahunnya, yaitu neraca bahan makanan sementara dan neraca bahan makanan tetap. Disamping itu juga disusun data ketersediaan pangan angka bulanan dengan menggunakan metode perhitungan seperti metode neraca bahan makanan, namun baru terbatas beberapa komoditas, seperti padi dan palawija, sedangkan data peternakan data triwulanan, data perikanan tiap semester. Hal ini terkait dengan ketersediaan data dari dinas/instansi terkait, selain NBM, BKPP juga menyusun analisis pola panen bulanan untuk komoditi padi palawija berdasarkan angka prognosa, angka ramalan I dan angka ramalan II, serta prognosa permintaan bahan pangan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN).

Jadwal pelaksanaan bimbingan teknis ▸▸▸